Usai Mimpi Ditanya 'Siapa Tuhan & Nabimu ?' Artis Tere Akhirnya Masuk Islam
Penyanyi solois wanita, Theresia Ebenna Ezeria atau yang lebih dikenal dengan Tere telah resmi memeluk agama Islam. Pelantun lagu 'Sendiri' ini kini memilih untuk berhenti menekuni pekerjaan yang melambungkan namanya dan justru teguh untuk menyebarkan ajaran Islam.
Tidak secara cepat menjadi mualaf, rupanya perempuan yang mengawali karier pada tahun 1998 tersebut pernah mengalami seluk beluk perjalanan hijrah semasa hidupnya. Berikut ulasan selengkapnya yang dilansir dari kanal YouTube Cerita Untungs.
1 dari 7 halaman
Perjalanan Berliku Menjadi Mualaf
YouTube Cerita Untungs ©2020 Merdeka.com
Memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 2002, Tere mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami perjalanan berliku sebelum akhirnya memutuskan untuk memeluk Agama Islam. Tere menuturkan bahwa Agama Islam sendiri pun tidak mengajarkan paksaan bagi siapa pun.
“Perjalanan hijrah saya berliku ya. Memang, tidak ada paksaan dalam memeluk Agama Islam. Sudah disempurnakan agama ini untuk kita,” katanya.
2 dari 7 halaman
Berawal dari Diskusi dengan Kawan
Instagram/@teretorial ©2020 Merdeka.com
Perjalanannya memeluk agama Islam tersebut berawal dari kegiatan diskusi dirinya bersama teman kuliah. Layaknya dalam dunia perkuliahan, semua kegelisahan yang dialaminya juga ia lontarkan untuk menjadi bahan disuksi bersama temannya.
“Waktu itu saya kuliah dan berdiskusi. Lagi ngebahas tentang kebebasan berpendapat dan termasuk di dalamnya pertanyaan-pertanyaan besar tentang siapa kita, darimana kita berasal, untuk apa kita di dunia, dan kemana nanti kalau kita sudah pulang," tambahnya
3 dari 7 halaman
Pernyataan Teman Membuatnya Berpikir
Seperti diskusi pada umumnya, teman Tere tersebut lantas memberikan tanggapan dengan mengeluarkan pernyataan yang membuat dirinya setengah kaget sekaligus penasaran.
YouTube Cerita Untungs ©2020 Merdeka.com
“Dan mulai dari situ saya mulai kenalan sama statement yang disampaikan sama temen saya,” ungkapnya.
4 dari 7 halaman
Temukan Ayat yang Masuk Logika
Berawal dari diskusi serta pernyataan temannya yang membuatnya penasaran, sifat pembelajar dari anggota DPR periode 2009-2014 ini pun lantas bangkit. Dirinya menyampaikan bahwa pada akhirnya ia menemukan ayat dalam kitab suci Agama Islam, Alquran, yang secara perlahan membuatnya tersadar.
Instagram/@teretorial ©2020 Merdeka.com
“Singkat cerita, Allah mengizinkan saya untuk menemukan ayat-ayat yang membuka cakrawala berpikir saya dan sebenarnya secara logika ini sudah make sense. Tapi hati saya masih keras,” ungkapnya.
5 dari 7 halaman
Mimpi Didatangi Cahaya
Instagram/@teretorial ©2020 Merdeka.com
Selain menemukan ayat yang membuatnya tersadar dengan Agama Islam, ia pun juga mendapatkan hidayah melalui mimpi. Dalam mimpi tersebut, dirinya mengaku didatangi oleh sebuah cahaya terang yang menyampaikan beberapa pertanyaan, di antaranya siapa Tuhan dan Nabi mu?
Dari mimpi tersebut, Tere semakin yakin untuk memeluk Agama Islam dengan sepenuh hati.
“Saya sempat agnostik selama setahun. Jadi saya sempat berpikir bahwa semua agama ini buatan manusia sampai dapet kode keras. Kode kerasnya adalah dikasih mimpi terbujur kaku dalam gelap lalu ada seberkas cahaya yang menanyakan siapa Tuhanmu, siapa nabimu,” jelasnya.
6 dari 7 halaman
Akui Banyak Dosa
Instagram/@teretorial ©2020 Merdeka.com
Menjadi mualaf membuatnya tersadar akan dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan selama ini. Kendati demikian, dirinya tidak ingin untuk meninggal dalam keadaan tidak beragama Islam serta mengucapkan tahlil seperti ajaran Muhammad SAW.
“Saya mengakui selama ini saya pendosa. Saya banyak sekali melakukan kesalahan. Tapi saya nggak mau saya meninggal nggak bisa menghembuskan napas dengan mengucapkan kalimat La Illaha Ilallah Muhammadarasulullah,” katanya.
7 dari 7 halaman
Pertanyaan di Alam Kubur
Dalam agama Islam, setelah meninggal dunia, seseorang akan ditanyai sejumlah pertanyaan di alam kubur oleh dua malaikat yakni Munkar dan Nakir.
Dilansir NU Online, Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Hadits tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib:
فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ شَدِيدَا الاِنْتِهَارِ فَيَنْتهِرَانِهِ وَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟
Dalam beberapa riwayat dikatakan ketiga pertanyaan pokok tersebut diikuti dengan tiga pertanyaan berikutnya sehingga berjumlah enam pertanyaan sebagai berikut:
1. Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?
2. Ma dinuka? Apa agamamu?
3. Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?
4. Ma kitabuka? Apa kitabmu?
5. Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?
6. Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?
Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.
[mta]1. Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?
2. Ma dinuka? Apa agamamu?
3. Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?
4. Ma kitabuka? Apa kitabmu?
5. Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?
6. Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?
Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.