Tembus 3400 Kematian, Italia Gunakan Truk Tentara Angkut Jenazah Virus Corona, Ini yang Terjadi

Foto truk militer tentara Italia di Bergamo, Lombaridia.
TRIBUNSTYLE.COM - Update virus corona - Tembus 3000 kematian, Italia gunakan mobil tentara untuk angkut jenazah terinfeksi virus corona, ini yang terjadi di sana.
Lebih parah dari Indonesia, Italia dilaporkan sangat menderita karena penyebaran virus corona yang berasal dari Wuhan, China ini.
Dilansir dari World of Buzz, beredar foto penampakan yang menyedihkan dari Italia.
Italia menjadi salah satu negara di Eropa yang paling terpukul karena wabah virus Covid-19.
Dilaporkan oleh The Times, Newsweek, dan Sky News, berbagai peralatan militer Italia telah digunakan untuk mengangkut mayat-mayat pasien tewas.
Insiden itu dikatakan telah terjadi di kota Bergamo, Lombardy, wilayah yang mencatat jumlah pasien Covid-19 tertinggi di Italia.
Kendaraan militer melaju di sepanjang jalan Bergamo, Lombardia Italia, membawa peti mati ke luar kota karena krematorium di kota tersebut penuh pada (19/3/2020). (Twitter)
Peti mati pasien yang meninggal karena virus corona itu dilaporkan telah diangkut armada truk militer setelah krematorium dan kamar mayat lokal di kota penuh.
Bahkan beberapa laporan juga menyebutkan krematorium di kota Bergamo itu berjuang mengatasi meningkatnya jumlah kematian.
Perkiraan 93 orang telah meninggal dan 4.305 orang terinfeksi di kota pada Rabu (18/3/2020), menurut The Guardian.
“Krematorium Bergamo, yang bekerja dengan kapasitas penuh, 24 jam sehari, dapat mengkremasi 25 orang mati”, kata juru bicara otoritas setempat.
Seorang juru bicara militer telah mengkonfirmasi bahwa 15 truk dan lebih dari 50 personel militer dikirim ke kota yang dikepung untuk membantu pengangkutan mayat.
The Guardian juga melaporkan bahwa lebih dari 65 peti mati diangkut keluar dari Bergamo.
Dalam foto dan video yang beredar, penduduk setempat menyebutkan hal ini sebagai 'salah satu foto paling menyedihkan dalam sejarah negara kita'.
Menurut The Guardian, jumlah kematian akibat virus corona Covid-19 di Italia sekarang mencapai 3.405 orang.
Indonesia persentase kematian tertinggi setelah Italia
Dilansir dari Worldometers, penyebaran virus corona telah mencapai 245,732 jiwa.
Dengan jumlah kematian mencapai 10,046, dan sembuh sekitar 88,441 jiwa pada (20/3/2020).
Pemerintah Indonesia sendiri telah merilis data terbaru jumlah pasien positif Covid-19 pada Kamis (19/3/2020).
Dalam data tersebut di dipaparkan pula grafik perkembangan penularan Covid-19.
Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, grafik tercatat sejak 2 Maret 2020 atau saat Presiden Joko Widodo pertama kali mengungkapkan adanya dua pasien yang terkonfirmasi positif terjangkit Covid-19. Sejak saat itu, pemerintah setiap hari merilis perkembangan data kasus penularan Covid-19.
Hingga saat ini, sudah 18 hari atau lebih dari dua pekan pemerintah menyampaikan perkembangan data penularan Covid-19.
Berdasarkan grafik yang ada, perkembangan kasus penularan terpantau terus naik dari hari ke hari.
Hingga saat ini, jumlah total pasien positif Covid-19 tercatat sebanyak 308 orang.
Achmad Yurianto (kiri), dan Ilustrasi virus corona (kanan) (Kolase TribunStyle, Kompas TV/Imron-Chandra, Unsplash/Viktor Forgacs)
Kemudian, dari jumlah tersebut ada 25 pasien meninggal dunia.
Selain itu, ada 15 pasien yang sembuh.
Adapun seluruh data tercatat dari sebaran di 16 provinsi. 
Angka kematian Kemudian, data juga mencatat Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian akibat penyakit sebesar 8,09 persen.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, angka kematian ini merupakan yang tertinggi kedua setelah angka kematian di Italia sebesar 8,34 persen.
Sebagai perbandingan, jumlah kasus positif Covid-19 di Italia sebanyak 35.713 dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 2.978 orang.
Sementara itu, di China yang dianggap sebagai negara asal penularan Covid-19 angka kematian hanya sebesar 4 persen.
Adapun kasus positif Covid-19 di China sebanyak 81.139 dengan kasus pasien meninggal dunia sebanyak 3.249 kasus.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, persentase angka kematian tersebut sekitar 8 persen dari total kasus pasien Covid-19 yang dirawat. (*).

Artikel Asli

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel