Demi Penuhi Kebutuhan Murid, Guru Rela Gendong Kulkas 7 Jam ke Sekolahnya yang Terpencil
Kisah inspiratif datang dari seorang guru yang mengajar di daerah terpencil.
Yakni di Sekolah Nasional Longkungongon (SK), terletak di daerah terpencil yang berbatasan dengan dua kabupaten, Penampang dan Tambunan, Malaysia.
Guru tersebut bernama Harry Yanto Bikal (39), yang rela berjuang untuk menyediakan fasilitas bagi sembilan muridnya di SK Penampang tersebut.
Sebuah perjalanan yang menantang rela dilalui Harry, yakni jalan kaki menuju lokasi sekolah yang terpencil tersebut dengan sembari menggendong kulkas besar.
Perjalan jauhnya ditempuh 10 kilometer selama lebih tujuh jam dengan memikul kulkas seberat hampir 40 kilogram, melewati hutan, sungai, serta bukit.
Aksinya tersebut pun berhasil terekam sebuah video di Facebook berdurasi dua menit ini mengumpulkan lebih dari 203.187 penonton dan rata-rata warganet bereaksi kagum terhadap pengorbanan Harry.
Dikutip dari Harian Metro, Harry mengatakan membeli kulkas dari hasil sumbangan guru.
Kulkas tersebut dibeli dengan tujuan untuk memastikan pasokan bahan baku seperti ayam, ikan, dan sayuran aman hingga beberapa hari dan menyediakan makanan bagi siswa di asrama.
"Hal ini telah direncanakan sejak lama karena tidak mudah mengangkat kulkas dengan kondisi jalan yang tidak dapat diakses oleh kendaraan apa pun," terang Harry.
“Ini karena jalan menuju SK Longkungongon melewati hutan berbukit dan melintasi beberapa sungai dan tidak menyebabkan kendaraan untuk mencapainya."
"Tapi itu tidak mematahkan semangat saya dan guru memberikan yang terbaik untuk para siswa," terang guru, yang mulai bekerja di sekolah tersebut sejak 2017.
Harry mengatakan rekaman video itu dibuat oleh seorang guru yang menemaninya untuk membeli kulkas di kota Donggonggon, Malaysia bulan lalu.
“Pada jam 7 pagi saya bersama seorang teman di jalan utama setelah naik mobil dari kota Donggonggon saya dan teman saya lantas membawa kulkas tersebut dengan jalan kaki."
“Biasanya saya butuh tiga hingga lima jam untuk sampai ke sekolah. Tapi dengan menggendong kulkas, butuh tujuh jam untuk sampai ke sekolah,” katanya.
Dia mengatakan dia harus berhenti beberapa kali untuk beristirahat dan selalu berhati-hati ketika menuruni bukit curam dan jalur sungai yang licin.
Hingga akhirnya saat siang hari, dirinya dan temannya berhasil membawa kulkas di sekolah terpencil tersebut.
“Itu sangat melelahkan, dan bahkan sekarang saya memiliki memar di bahu saya."
"Tetapi ketika saya melihat wajah-wajah siswa yang bahagia yang melihat kulkas yang saya bawa ... semua kelelahan hilang," katanya lagi.
Harry yang juga pernah mengajar di kawasan pedalaman Kapit, Sarawak berkata setiap minggu pergi ke pekan Donggonggon untuk membeli beberapa keperluan sekolah.
Pihaknya juga berterima kasih kepada Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) dan Ahli Parlimen di Penampang serta beberapa LSM yang banyak menyalurkan bantuan.
"Kami berharap pihak berwajib dapat membuat jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan untuk sampai di SK Longkungongon," katanya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)